Piknik Tanpa Plastik: Mengurangi Polusi dan Gunakan Sisa

Pada tahun kelimanya, Pawai Bebas Plastik photomalang.com kembali dengan nuansa yang berbeda. Di “Piknik Bebas Plastik”, berbagai organisasi masyarakat sipil mengajak audiens untuk berbicara tentang masalah polusi plastik dan menggunakan protokol guna ulang.

Kampanye global yang dikenal sebagai #PlasticFreeJuly mencakup Pawai Bebas Plastik, yang berfokus pada mengurangi penggunaan plastik sekali pakai pada bulan Juli.

Tidak pernah terlewatkan untuk menyelenggarakan acara tahunan Pawai Bebas Plastik. Ini menjadi momen penting bagi masyarakat luas untuk menyuarakan masalah plastik.

BACA JUGA: Tahun 2030, Plastik Sekali Pakai Dilarang: Biasakan Guna Ulang

Kegiatan yang disebut sebagai “piknik cantik” ini lebih dari sekedar piknik. Dalam

Penyelenggara piknik bebas plastik meminta pengunjung untuk menerapkan praktik guna ulang dan menghindari menggunakan plastik sekali pakai.

Menurut Adithiyasanti Sofia, Manager Komunikasi Dietplastik Indonesia, Piknik Bebas Plastik adalah contoh acara publik yang menerapkan protokol guna ulang dan menunjukkan bahwa masyarakat dapat melakukan praktik guna ulang.

Menurut protokol, peserta tidak boleh menggunakan kemasan plastik sekali pakai. Stan makanan dan minuman juga tidak boleh menggunakan kemasan plastik sekali pakai. Karena mereka membawa tempat makan sendiri, stan makanan dan minuman juga mampu memfasilitasi praktik guna ulang, seperti dengan menyediakan tempat pencucian alat makan, kata Adithiyasanti dalam keterangan tertulisnya pada Senin (29/7).

Bahaya Produksi Plastik di Piknik Bebas Plastik: Sementara itu, Pawai Bebas Plastik dimulai dengan mengamati masalah

Sampah plastik ini menjadi masalah tidak hanya di darat tetapi juga di laut.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa plastik sekali pakai berbahaya bagi hewan dan lingkungan serta kesehatan manusia.

Setelah melihat fakta-fakta ini, perlu ada tindakan bersama. Mereka berharap dapat mengurangi sampah plastik sebesar 70% di tahun 2025.

Pawai Bebas Plastik selalu ada. Pawai tahun ini mengambil tema Piknik Bebas Plastik, dan diadakan dengan banyak kegiatan seperti seminar, showcase, dan pertunjukan seni.

BACA JUGA: Pembatasan Plastik Kresek Berlanjut di Pasar Peraih Adipura Tradisional

Problem plastik dibahas dalam talkshow ini.

Isu plastik ini berkaitan dengan kesehatan, iklim, dan masyarakat adat, dan seberapa besar plastik yang dihasilkan dari industri minyak dan gas.

Lebih dari 99 persen plastik sekali pakai dibuat dari bahan bakar fosil, menurut Abdul Ghofar, manajer Kampanye Polusi dan Urban Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi). Selanjutnya, emisi gas rumah kaca terjadi di setiap langkah siklus hidup plastik, dari ekstraksi minyak dan gas hingga pembuatan, penimbunan, pembakaran, dan bahkan daur ulang.

Kontribusi terbesar dari penyumbang plastik murni setiap tahun adalah produksi kemasan plastik sekali pakai, yang menyumbang lebih dari setengah sampah plastik global dan sekitar 40% dari permintaan plastik. Industri memperkirakan pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan penggunaan plastik di negara berkembang .